Makna: Menghasilkan pupuk yang menumbuhkan kehidupan, seperti pohon.
Kegiatan ini diibaratkan seperti pohon, yang tumbuh dari tanah subur dan memberi manfaat bagi lingkungan. Dengan mengolah sampah organik menjadi pupuk, sekolah menanam nilai kepedulian, keberlanjutan, dan tanggung jawab lingkungan dalam diri siswa.
Jenis Kegiatan:
· Pengumpulan sampah organik dari lingkungan sekolah dan rumah siswa.
· Pembuatan pupuk organik melalui metode komposting.
· Pemanfaatan pupuk untuk kebun sekolah, program tanam, atau taman gizi.
· Edukasi lingkungan dan praktik langsung dalam pengelolaan sampah berkelanjutan.
Metode Pelaksanaan:
1. Sosialisasi dan Edukasi:
· Dilakukan oleh guru atau narasumber lingkungan.
· Materi mencakup jenis sampah organik, manfaat kompos, dan cara pembuatannya.
2. Pengumpulan Sampah Organik:
· Siswa membawa sampah organik dari rumah (sisa sayur, kulit buah, daun kering, dsb).
· Sampah juga dikumpulkan dari kantin atau hasil kebersihan sekolah.
3. Proses Pengolahan:
· Dilakukan di area komposting sekolah.
· Menggunakan metode sederhana seperti komposter ember, lubang biopori, atau kompos takakura.
· Dikelola oleh tim khusus (OSIS, tim Adiwiyata, atau kelompok kerja siswa).
4. Pemantauan dan Pengadukan:
· Sampah diaduk dan diberi aktivator secara berkala hingga menjadi pupuk matang.
5. Pemanfaatan dan Distribusi:
· Kompos digunakan untuk kebun sekolah atau dibagikan ke warga sekolah.
Tujuan Kegiatan:
· Menanamkan nilai peduli lingkungan dan tanggung jawab sosial.
· Mengurangi jumlah sampah organik yang terbuang sia-sia.
· Mendorong siswa untuk belajar langsung dari praktik nyata.
· Menumbuhkan budaya hidup bersih dan ramah lingkungan di sekolah.
· Mendukung implementasi Profil Pelajar Pancasila, khususnya dimensi "Beriman, mandiri, dan bergotong-royong."
Manfaat Kegiatan:
· Sekolah menjadi lebih bersih, hijau, dan sehat.
· Pupuk gratis dan alami untuk kebun sekolah.
· Menjadi bagian dari proyek lingkungan (Adiwiyata).
· Meningkatkan kreativitas, kerja sama, dan rasa tanggung jawab siswa.
· Menyiapkan siswa menghadapi isu lingkungan global sejak dini.